readitanreap.blogspot.com adalah blog yang memberikan informasi mengenai berbagai macam penyakit kanker dari mulai gejala penyakit kanker, penyebab kanker dan cara penanganan penyakit kanker.

Kamis, 05 April 2018

Gejala Kanker Esofagus Penyebab dan Diagnosisnya

Kanker esofagus merupakan penyakit yang biasa terjadi akibat pertumbuhan abnormal jaringan epitel pada kerongkongan (esofagus). Kanker esofagus dapat terjadi di bagian kerongkongan manapun, namun kondisi ini pada umumnya terjadi pada bagian bawah.

Terdapat dua jenis kanker esofagus, yaitu kanker sel skuamosa (squamous cell carcinoma) dan adenokarsinoma. Kanker sel skuamosa ini terjadi pada sel berbentuk pipih yang membentuk bagian permukaan esofagus, sedangkan adenokarsinoma merupakan kanker yang terjadi pada sel yang menghasilkan mukus untuk melumasi makanan yang melewati esofagus.

Kanker sel skuamosa umumnya terjadi pada bagian atas dari esofagus sedangkan adenokarsinoma ini umumnya terjadi pada bagian bawah esofagus, terutama pada bagian dekat katup (sphincter) yang membatasi lambung dengan esofagus. Gejala kanker esofagus pada dasarnya dapat diamati sebagai berikut:

Gejala Kanker Esofagus

  • Sulit menelan (disfagia), dengan adanya gejala ini disebabkan oleh tumor pada esofagus. Tumor yang muncul menyebabkan penyempitan pada ruang esofagus sehingga makanan sulit ditelan. Pada kondisi yang sudah parah, penderita dapat mengalami kesulitan minum juga.
  • Penurunan berat badan tanpa melakukan diet dan kehilangan nafsu makan.
  • Nyeri pada dada yang terasa seperti tertekan atau bahkan terbakar.
  • Gangguan pada sistem pencernaan.
  • Batuk dan suara menjadi parau.
  • Muntah biasa atau muntah darah pada kondisi yang lebih parah.
Pada tahap awal, kanker esofagus biasanya tidak akan menunjukkan gejala apa pun sama sekali, sehingga sulit untuk terdeteksi dan diketahui. Namun apabila Anda memiliki faktor risiko kuat untuk menderita kanker esofagus, seperti pernah terdiagnosis menderita penyakit esofagus Barrett, maka periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan sedini mungkin. Selain daripada itu, segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami satu atau bahkan lebih gejala di atas.

Penyebab Kanker Esofagus
Penyebab dari kanker esofagus ini sebenarnya belum dapat dipastikan secara. Namun berdasarkan studi yang telah dilakukan, diduga penyebab utama terjadinya kanker esofagus adalah mutasi pada DNA jaringan epitel esofagus. Mutasi ini menyebabkan regenerasi sel epitel sehingga menjadi abnormal dan tidak terkontrol. Pertumbuhan sel epitel esofagus yang tidak terkontrol ini dapat menyebabkan terbentuknya tumor pada esofagus dan menyebar ke jaringan lain. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus antara lain:

Sering minum alcohol, karena kebiasaan ini dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada jaringan epitel esofagus. Iritasi dan inflamasi pada jaringan epitel dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker esofagus pada tubuh seseorang.

Merokok. Kandungan toksin dan senyawa berbahaya yang terdapat pada rokok dapat menyebabkan iritasi pada jaringan epitel esofagus. Semakin lama kebiasaan merokok dijalani oleh seseorang, semakin tinggi risiko kanker esofagus pada orang tersebut.

Obesitas. Risiko kanker esofagus pada orang yang mengalami obesitas lebih besar dibanding orang normal dikarenakan penderita obesitas memiliki risiko terkena penyakit refluks gastro esofagus (GERD) dan esofagus Barrett yang jauh lebih tinggi. Baik GERD maupun esofagus Barrett dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Diet. Kurang memakan buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan risiko mengalami kanker esofagus, sehingga diet yang terlalu tinggi sangat tidak disarankan.

Makanan atau minuman panas. Dengan sering mengonsumsi makanan atau minuman panas dapat menyebabkan inflamasi dan iritasi pada esofagus, sehingga meningkatkan risiko kanker esofagus.
Terapi radiasi. Seseorang yang sedang menjalani terapi radiasi pada bagian dada atau abdomen bagian atas juga berisiko terkena kanker esofagus.
Refluks pada empedu.

Selain faktor-faktor risiko tersebut diatas, terdapat beberapa penyakit yang berkaitan dengan kanker esofagus. Penyakit-penyakit di bawah ini dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker esofagus, diantaranya yaitu:
  • Penyakit refluks gastro esofagus (gastro esophagial reflux disease) atau GERD. Penyakit GERD merupakan kondisi pelemahan otot pada bagian atas perut yang menyebabkan asam lambung naik ke dalam bagian esofagus. Asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada dinding epitel esofagus sehingga meningkatkan risiko terjadinya kanker. Akan tetapi perlu jadi catatan bahwasanya tidak semua penderita GERD akan mengalami kanker esofagus.
  • Esofagus Barrett. Penyakit ini akan terjadi ketika bagian bawah esofagus mengalami perubahan struktur jaringan epitel akibat peradangan kronis yang disebabkan oleh refluks asam lambung. Perubahan struktur jaringan epitel ini dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Sekitar 1 dari 100 orang yang mengalami esofagus Barrett akan mengalami penyakit adenokarsinoma.
  • Achalasia, merupakan suatu kondisi yang menyebabkan pelebaran bagian bawah esofagus.
  • Sindrom Peterson-Brown-Kelly. Suatu sindrom yang langka yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dan perubahan struktur mulut serta esofagus.
  • Tylosis, suatu kondisi penyakit kulit yang ditimbulkan secara genetis atau keturunan.

Diagnosis Kanker Esofagus
Dokter pertama kali akan menegakkan diagnosis kanker esofagus melalui pertanyaan seputar riwayat gejala yang dialami pasien, serta serangkaian pemeriksaan tambahan seperti:

Endoskopi. Berupa diagnosis via endoskopi yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan kondisi esofagus menggunakan tabung tipis lentur (scope) dengan kamera di bagian ujungnya. Pengamatan visual ini dilakukan untuk melihat adanya kanker atau iritasi pada esofagus.

Biopsi. Pengambilan sampel jaringan yang dilakukan bersamaan dengan prosedur endoskopi. Jaringan yang diambil ini kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

Gastroskopi. Jika pasien positif didiagnosis menderita kanker esofagus, dokter akan melanjutkannya dengan melakukan perkiraan derajat penyebaran kanker. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan gastroskopi untuk melihat penyebaran kanker pada dinding esofagus. Diagnosis dapat dilakukan dengan metode lain seperti ultrasonografi, CT scan, atau juga PET scan.

Dari hasil pemeriksaan di atas, dapat ditentukan stadium kanker yang dialami oleh penderita, yang terbagi atas: Stadium in situ. Pada tahap stadium ini, sel-sel kanker telah menempel di permukaan esofagus namun belum menempus lapisan bagian dalam esofagus.
  1. Stadium 1. Pada stadium ini, kanker telah berhasil menembus lapisan pertama esofagus, dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening yang berada di sekitarnya.
  2. Stadium 2. Pada stadium ini, sel kanker sudah menyebar pada lapisan esofagus yang lebih dalam dan mungkin nantinya akan menyebar ke kelenjar getah bening di sekitarnya.
  3. Stadium 3. Pada stadium ini, sel kanker sudah menyebar pada lapisan esofagus paling dalam dan juga ke organ lain serta kelenjar getah bening yang terletak di sekitarnya.
  4. Stadium 4. Pada stadium ini, sel kanker sudah menyebar ke berbagai organ di dalam tubuh bahkan yang jaraknya berjauhan sekalipun (metastasis).

Komplikasi Kanker Esofagus
Pada kasus tertentu, kanker esofagus dapat menimbulkan komplikasi pada pasien. Beberapa komplikasi yang biasanya dapat muncul dari kanker esofagus antara lain: Gangguan berupa yang sumbatan Kanker pada esofagus dapat menyebabkan diameter esofagus mengecil sehingga makanan dan minuman akan sulit melewati esofagus atau bahkan terhalang sama sekali.

Nyeri. Kanker esofagus yang sudah mencapai stadium lanjut dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan oleh pasien. Perdarahan esofagus. Kanker esofagus ini dapat menyebabkan perdarahan pada esofagus. Perdarahan biasanya muncul secara bertahap akan tetapi pada beberapa kasus, perdarahan dapat muncul secara tiba-tiba tanpa dirasakan terlebih dahulu.

Pengobatan Kanker Esofagus

Pengobatan pada kanker esofagus tentunya akan disesuaikan dengan diagnosis dan stadium kanker yang diderita. Jenis-jenis pengobatan untuk kanker esofagus antara lain adalah Pembedahan, yang dilakukan untuk menghilangkan jaringan kanker di esofagus dan dapat dilakukan dengan atau tanpa kombinasi pengobatan lainnya. Jenis pembedahan dibagi sebagai berikut:

Pembedahan untuk menghilangkan tumor kecil. Pembedahan jenis ini dilakukan untuk tumor yang sangat kecil dan hanya terdapat pada bagian permukaan dinding esofagus saja. Pembedahan jenis ini dilakukan pada kanker stadium awal dengan cara memotong bagian kanker beserta jaringan esofagus sehat pada sekeliling jaringan kanker tersebut

Pembedahan untuk memotong sebagian esofagus (esofagektomi). Pada esofagektomi, pembedahan dilakukan dengan cara memotong bagian kerongkongan yang mengandung jaringan kanker beserta kelenjar getah bening di sekitar jaringan kanker yang ada tersebut. Lambung dan sisa esofagus disambung kembali dengan menarik esofagus bagian bawah ke pangkal pemotongannya.

Pembedahan untuk memotong sebagian esofagus dan bagian atas lambung (esofagogastrektomi). Pada pembedahan jenis ini, esofagus yang terdapat jaringan kanker, kelenjar getah bening di dekatnya, serta bagian atas dari lambung dipotong. Sisa dari lambung dan esofagus kemudian disambung kembali. Jika diperlukan, sebagian kecil dari usus besar pun  dipotong untuk menyambung esofagus dan lambung yang masih sehat.

Pembedahan kanker esofagus memiliki beberapa risiko dan juga komplikasi serius yang perlu dipertimbangkan pasien seperti infeksi, perdarahan, dan kebocoran pada lokasi sambungan antara esofagus dan lambung. Dokter bedah yang bersangkutan akan melakukan penilaian kondisi pasien terlebih dahulu sebelum benar-benar melakukan pembedahan.

EMR. Selain melalui esofagektomi, terdapat juga metode pemotongan jaringan yang dapat dilakukan untuk mengobati kanker esofagus yaitu mukus reseksi endoskopi atau EMR (endoscopic mucosal resection). Metode jenis ini dilakukan dengan cara memotong sel kanker pada esofagus melalui endoskopi yang dimasukkan lewat mulut sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan yang beresiko.
Kemoterapi. Bertujuan untuk mengobati kanker dengan menggunakan senyawa kimia tertentu untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembedahan atau dikombinasikan dengan terapi radiasi. Pada pasien dengan kanker stadium lanjut, kemoterapi dapat digunakan untuk cara menghilangkan gejala kanker. Efek samping yang umumnya muncul dari kemoterapi antara lain:
  • Sering merasa tidak enak badan
  • Kehilangan nafsu makan yang tinggi
  • Penurunan berat badan yang signifikan
  • Diare secara terus-menerus
  • Lelah dan sering merasa letih
  • Meningkatkan risiko infeksi
  • Lebih mudah mengalami perdarahan atau memar
Terapi radiasi untuk mengobati kanker esofagus menggunakan sinar berenergi tinggi. Radiasi yang digunakan adalah radiasi eksternal atau radiasi yang dilakukan di dalam tubuh yang berdekatan dengan jaringan kanker (brakiterapi). Radiasi merupakan pengobatan kanker esofagus yang paling banyak digunakan, terutama pada kanker stadium lanjut yang dapat menghalangi makanan melewati esofagus. Efek samping dari terapi radiasi antara lain :
  • Sering merasa lelah
  • Sakit atau mengalami kesulitan ketika akan menelan makanan atau minuman.
  • Kerongkongan lebih sering kering.
  • Tidak enak badan.
  • Kulit menjadi berwarna kemerahan.
  • Kerontokan pada rambut di area badan yang terkena terapi radiasi.
  • Radiasi ini umumnya dikombinasikan dengan kemoterapi sebelum atau bahkan tanpa pembedahan. Akan tetapi kombinasi dari radiasi dan kemoterapi meningkatkan efek samping dari keduanya bagi pasien.
Pengobatan komplikasi kanker esofagus ini dapat dilakukan melalui metode sebagai berikut:
Menghilangkan sumbatan pada esofagus. Jika kanker pada pasien menyempitkan diameter esofagus, dokter bedah dapat menggunakan tabung logam (stent) untuk membuka esofagus pada bagian yang menyempit tersebut, sehingga makanan tetap dapat melewati esofagus.

Tabung/selang makanan. Tabung atau selang makanan akan dipasang pada pasien untuk memasukan makanan langsung ke lambung atau usus tanpa melewati esofagus. Metode ini dapat digunakan untuk memberikan waktu bagi esofagus agar dapat pulih kembali secara pasca terapi kanker.

Pencegahan Kanker Esofagus
 Agar kanker esofagus ini bisa dicegah serta risiko munculnya kanker tersebut dapat diturunkan, langkah-langkah utama yang harus dan perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Berhenti merokok, karena dapat meningkatkan risiko kanker esofagus dengan kandungan senyawa toksin yang terdapat di dalam tembakau.

Mengurangi dan menghentikan konsumsi alkohol. Bagi peminum alkohol, hendaknya mengurangi jumlah alkohol yang dikonsumsi tiap harinya, bahkan jika bisa haruslah berhenti secara total. Sedangkan bagi yang tidak meminum, sebaiknya jangan mulai meminum alkohol. Meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur mayur. Menjaga berat badan agar tetap seimbang, tidak lebih dan kurang.

Gejala Kanker Esofagus Penyebab dan Diagnosisnya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Sarah Veronica

0 komentar:

Posting Komentar